Profil Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi 2020
Main Article Content
Abstract
Hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang yang berada diatas normal atau optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik, dan penyakit ini dikategorikan sebagai the silentdisease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi di puskesmas kebun handil kota jambi 2020 yang dilakukan secara retrospektif berdasarkan karakteristik pasien dan data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien hipertensi berdasarkan usia yaitu 45-54 tahun 37 pasien (74%), jenis kelamin yaitu perempuan sebanyak 34 pasien (68%), dan klasifikasi hipertensi yaitu hipertensi tingkat dua sebanyak 26 pasien (52%). Berdasarkan data kuantitatif dengan persentase tertinggi pada golongan obat dan nama obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah calsium channel blocker (CCB) dan amlodipine sebanyak 48 pasien (60,76%). Persentase hipertensi berdasarkan dosis,bentuk sediaan dan aturan pakai yang paling banyak digunakan adalah tablet amlodipin 10 mg sekali sehari 44 pasien (55,70%), sedangkan berdasarkan jumlah kombinasi obat yang paling banyak digunakan yaitu kombinasi 2 antihipertensi sebanyak 25 pasien (50%).
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
[2] Kemenkes RI. 2013. Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Hipertensi , Jakarta: Ditjen Yankes.
[3] Dedullah, Rilie Fardya, Nancy S. H Malonda, and Woodford Baren S Joseph. 2015. Hubungan Antara Faktor Risiko Hipertensi Dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. Jurnal Kesmas 4 (2): 111–18.
[4] Riskesdas, Kemenkes. 2018. Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical 44 (8): 1–200. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201.
[5] Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. 2018. laporan kumpulan penyakit provinsi jambi. Dinkes Provinsi Jambi.
[6] Kemenkes RI. 2013. Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Hipertensi , Jakarta: Ditjen Yankes.
[7] PERHI 2019. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019, Indonesian Society Hipertensi Indonesia, Jakarta.
[8] PERKI 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Hipertensi 2015, pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskuler, Jakarta.
[9] Sedayu B. 2015. Karakteristik pasien Hipertensi di bangsal rawat inap SMF penyakit dalam RSUP DR.M, Djamil Padang Tahun 2013. jurnal kesehatan Universitas Andalas, (1) : 65–69.
[10] Nafrialdi, 2008. Antihipertensi dalam farmakologi dan terapi, Edisi 5, Departemen Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
[11] Ardhany, Syahrida Dian, Wahyu Pandaran, and Mohammad Rizki Fadhil Pratama. 2018. Profil Penggunaan Obat Antihipertensi Di RSUD Mas Amsyar Kasongan Kabupaten Katingan. Borneo Journal of Pharmacy 1 (1): 47–50.
[12] Departemen Kesehatan RI, 2006. Pharmaceutical care untuk Penyakit Hipertensi , Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
[13] Florensia, Anissa. 2016. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Tanggerang dengan Metode Anatomical Therapeutic Chemical / Defined Daily Dose pada tahun 2015. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Naskah Publikasi.
[14] Sargowo, H.D. (2012). Single Pill Combination Antihypertensiv Therapy. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.
[15] DiPiro. J.T., R Talbert., G.C, Yee., G.R. Matzke., B.G.Wells., L.M.Posey. 2017. Pharmachoteraphy A Phatophysiologic Approach 10th edition. Mc Graw Hill. New York.